BAB I
TINJAUAN SEKILAS SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI
1.
Sistem Informasi
dan Organisasi Bisnis
Para ahli mempunyai
beberapa pendapat mengenai pengertian Sistem Informasi Akuntansi. Berikut ini
adalah beberapa di antaranya:
Menurut Bodnard dan
Hopwood (2000:23) yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf dan Rudi M.Tambunan
sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan
yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi.
Menurut Baridwan (1996:4)
sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan,
menggolongkan, mengolah, menganalisa dan komunikasikan informasi keuangan yang
relevan untuk pengambilan keputusan kepada pihak-pihak luar (seperti inspeksi
pajak, investor dan kreditur ) dan pihak-pihak dalam (terutama manajemen )
Ada beberapa faktor yg
mempengaruhi penyusunan SIA di antaranya:
1. Sistem informasi
akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip cepat yaitu sistem informasi
akuntansi harus menyediakan informasi yang diperlukan dengan cepat dan tepat
waktu serta dapat memenuhi kebutuhan dan kualitas yang sesuai..
2. Sistem informasi yang
disusun harus memenuhi prinsip aman yaitu sistem informasi harus dapat membantu
menjaga keamanan harta milik perusahaan.
3. Sistem informasi
akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip murah yang berarti bahwa biaya
untuk menyelenggarakan sistem informasi akuntansi tersebut harus dapat ditekan
sehingga relatif tidak mahal.
2.
Siklus –
siklus pemrosesan transaksi
Siklus informasi
akuntansi dapat meliputi aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan perusahaan,
diantaranya adalah siklus pendapatan , siklus pengeluaran , siklus produksi dan
siklus keuangan. Serta siklus pelaporan keuangan yang memperoleh data akuntansi
dan siklus lain untuk menghasilkan laporan sesuai prinsip-prinsip akuntansi
umum. Siklus-siklus tersebut sangat erat kaitannya terhadap hasil akhir yaitu
berupa laporan keuangan perusahaan
3.
Akuntasi dan
teknologi Informasi
Teknologi informasi
berdampak signifikan terhadap system informasi akuntansi pada suatu perusahaan.
Diantara lainnya adalah pada pemrosesan data yang mengalami perubahan dari
manual ke system computer. Proses ini sangat mempengaruhi proses audit, karena
audit memerlukan laporan keuangan sebagai objeknya. Dengan begitu, audit juga
mengalami kemajuan dalam hal teknologi informasi. Karena jika mereka tidak
mengalami kemajuan, akan berdampak tidak baik dengan klien perusahaan yang
terbiasa dengan kemudahan-kemudahan yang ada.
4.
Akuntan dan
Pengembangan
Perkembangan system
informasi sangat berpengaruh pada akuntan atau pelaku (user) akuntansi, yang
sebelumnya mereka terbiasa dengan mencatat buku besar di kertas(buku), saat ini
mereka dituntut untuk dapat mencatat, mengolah data dan menyimpannya dalam computer.
Namun pada dasarnya, hal demikian tidak memerlukan waktu yang banyak untuk
akuntan menguasainya.
Teknik akuntansi
merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis, merancang
danmendokumentasikan system yang berkaitan. Akuntan juga bisa membuat system
akuntansi baik untuk kebutuhan perusahaan ataupun untuk akuntan sendiri selaku
konsultan.
BAB II
TEKNIK DAN DOKUMENTASI SISTEM
1.
Pemakaian Teknik –
teknik sistem
Teknik Sistem adalah alat
yang digunakan dalam menganalisis dan mendokumentasikan sistem dan subsistem
yang berkaitan.
Audit adalah suatu
kegiatan pengujian yang dilakukan untuk memastikan bahwa mekanisme kontrol
organisasi berfungsi dengan baik dan benar dan untuk memastikan bahwa tidak
diperlukan pengawasan (kontrol) tambahan.
Penggunaan teknik-teknik sistem dalam Auditing :
1) Evaluasi
Struktur Pengendalian Intern : Berupa kebijakan dan prosedur yang dibuat
sebagai jaminan bahwa tujuan perusahaan
akan tercapai. Struktur Pengendalian Intern terdiri dari tiga elemen, *
Pengawasan Lingkungan, * Sistem Akuntansi, * Pengawasan Prosedur. Teknik yang
digunakan antara lain adalah Flowchart analisis, flowchart dokumen, bagan
distribusi formulir, kuesioner dan metode matriks.
2) Pengujian
Ketaatan : Untuk dapat melakukan uji ketaatan maka auditor harus memahami
teknologi yang digunakan oleh suatu sistem informasi. Untuk dapat memahami
sistem informasi tersebut harus diketahui teknik-teknik sistem yang umum
digunakan untuk mendokumentasikan suatu sistem informasi. Teknik yang biasa digunakan
adalah, IPO-HIPO, flowchart program, DFD, pencabangan dan tabel keputusan.
3) Kertas
Kerja : teknik sistem digunakan untuk
mendokumentasikan dan menganalisis isi kertas kerja
2.
Teknik – teknik Sistem
2.1.Bagan
Arus (FlowChart)
à Merupakan alat
yang digunakan untuk :
a. dokumentasi
sistem yang sudah ada.
b. Mendesain sistem
baru
c. Memberi petunjuk
bagi programer yang akan membuat dan memperbaharui program komputer.
Bagan arus terdiri dari dua macam yaitu :
1. Dokumen flowchart
2. Sistem / proses
flowchart
2.2.Bagan
Arus Dokumen
à Bagan yang
digunakan untuk menganalisa distribusi dokumen (kadang sumber daya fisik lain)
diantara unit organisasi dalam suatu sistem (document oriented).
Langkah-langkah dalam penyusunan Dokumen Flowchart
a. Mengidentifikasi
departemen-departemen yang ikut ambil bagian dalam suatu sistem.
b. Mengidentifikasi
dokumen sumber yang akan digunakan.
c. Menggambarkan
bagaimana dokumen-dokumen di buat, diproses dan digunakan.
d. Menambahkan
catatan yang akan memberikan keterangan mengenai suatu simbol atau kegiatan.
2.3.Bagan
Arus Sistem
à Bagan yang
menyediakan gambaran yang lebih lengkap mengenai langkah-langkah proses dalam
suatu sistem (Process oriented).
Sistem flowchart terdiri dari dari beberapa
tingkatan :
-
High-level System Flowchart, sistem flowchart yang
penggambarannya sangat umum dan memberikan gambaran sekilas mengenai sistem.
-
Intermediate-level System Flowchart, penggambarannya suatu
proses yang lebih detail
-
Low-level System Flowchart, menggambarkan secara khusus
aplikasi-aplikasi atau kegiatan-kegiatan dari suatu proses.
2.4.Bagan
Arus Program
à Bagan yang
mengambarkan rangkaian atau urutan dari operasi logis yang dikerjakan komputer dalam menjalankan suatu program.
Meskipun tidak ada aturan khusus mengenai pembuatan
flowchart, tapi terdapat beberapa panduan yang dapat diikuti dalam pembuatan
flowchart,
1. Simbol dari
proses harus selalu diletakkan diantara simbol input dan simbol output.
2. Pembuatan
flowchart harus dimulai dari pojok kiri atas.
3. Selalu
menggunakan simbol yang tepat tergantung dari jenis flowchartnya.
4. Hindari kekusutan
dan kekacauan dengan menghindari garis yang berpotongan, apabila harus ada,
dapat digunakan simbol koneksi.
5. Harus ada
keterangan / deskripsi untuk memberikan kejelasan.
2.5.Data
Flow Diagram (DFD)
à Suatu bagan yang
memberikan gambaran mengenai arus data dalam suatu sistem atau organisasi.
Digunakan terutama sebagai alat untuk mengevaluasi sistem yang sudah ada dan
perencanaan pembuatan sistem baru. (lebih bersifat penggambaran secara logis
dari suatu sistem).
Elemen dalam suatu DFD :
a. Proses
transformasi, digambarkan berbentuk lingkaran.
b. Arus data,
digambarkan berupa anak panah yang masuk atau keluar dari suatu proses
transformasi.
c. Penyimpanan data,
digambarkan berupa kotak persegi panjang tanpa tutup di sebelah kanannya.
d. Data sumber dan
data tujuan, digambarkan berupa kotak empat persegi panjang.
Diagram Aliran Data (DFD) berbeda dari Bagan Arus
(Flowchart) dalam beberapa hal. Meskipun masin-masing menggunakan simbol untuk
menyatakan proses, namun DFD tidak menunjukkan urutan proses. Jadi DFD mungkin
menunjukkan beberapa proses yang beroperasi secara paralel.
2.6.Bagan
IPO dan HIPO
Bagan IPO à Bagan yang menggambarkan suatu sistem dalam
skala umum (tidak rinci) sehingga
dapat digunakan untuk
melihat / menganalisa suatu
sistem secara utuh.
Bagan HIPO à Bagan yang mewakili sistem dengan
bertambahnya tingkatan rincian. (Tingkat rincian tergantung dari kebutuhan
pemakai).
BAB III
PENGENALAN PEMORSESAN TRANSAKSI
1.
Tinjauan
Sekilas Arus Transaksi
Arus transaksi disebut juga arus kas adalah arus masuk
dan arus keluar kas atau setara kas (cash equivalent) atau investasi yang sifatnya
sangat likuid, berjangka pendek dan yang cepat dapat di jadikan kas dalam
jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan (Ikatan
Akuntan Indonesia 2004 : 2.2).
Arus Kas adalah arus kas masuk operasi dengan
pengeluaran yang dibutuhkan untuk mempertahankan arus kas operasi dimasa
mendatang (Brigham dan Houston 2001 : 47). Dari kedua pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa Arus Kas adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau
setara kas dalam periode tertentu yang berjangka pendek dalam pengelolaan uang
yang dimiliki perusahaan.
2.
Komponen – komponen sistem
pemrosesan transaksi
Sistem Pemrosesan
transaksi memiliki beberapa komponen-komponen penting, yaitu seperti pemasukan.
Pemasukan dalam transaksi contohnya Pesanan konsumen, Slip penjualan, Faktur,
Kartu absen karyawan dan lain- lain. lalu pemrosesan seperti Pemrosesan
melibatkan penggunaan jurnal dan register untuk memberikan catatan masukan yang
permanen dan kronologis.
Jurnal digunakan untuk
mencatat transaksi akuntansi keuangan. Register digunakan untuk mencatat jenis
lain data yang tidak terkait secara langsung dengan akuntansi. Penyimpanan
seperti Ledger dan berkas menyediakan penyimpanan data baik secara manual
maupun terkomputerisasi. lalu Ledger, yang menyediakan ringkasan dari transaksi
akuntansi keuangan perusahaan.
Berkas adalah kumpulan
terorganisir atas data terdiri atas : File transaksi, File Master, dan File
referensi atau tabel.
Dan yang Terakhir adalah
Keluaran Yaitu dokumen apapaun yang dihasilkan oleh sistem, contoh : Neraca
saldo, Laporan keuangan, Laporan operasional.
3.
Perancangan sistem
tata buku berpasangan
Sistem berpasangan adalah
sistem pencatatan semua transaksi ke dalam dua bagian, yaitu debet dan kredit.
Kemudian kedua bagian ini diatur sedemikian rupa sehingga selalu seimbang.
Motode penyusunan tata buku berpasangan ada 2 yaitu motode ayat-ayat pindahan
tunggal dan motode ayat-ayat pindahan berumpun(kolektif)
4.
Sistem kode akun untuk
pemrosesan transaksi
Suatu sistem pengkodean
berisi character set, yaitu satu set simbol yang telah ditentukan sebelumnya
yang digunakan untuk mengidentifikasi obyek. Pengolahan data akuntansi sangat
tergantung pada penggunaan kode untuk mencatat, mengklasifikasikan, menyimpan
dan mengambil data keuangan. Tujuan pengkodean :
> Mengidentifikasikan data akuntansi secara
unik
> Meringkas data
> Mengklasifikasikan rekening atau transaksi
> Menyampaikan makna tertentu
> Ada 5 metode pemberian kode rekening, yaitu :
> Kode Angka atau Alphabet Urut (numerical or
alphabetical-sequence code)
> Kode Angka Blok (block numerical code)
> Kode Angka Kelompok (group numerical code)
> Kode Angka Desimal (decimal code)
> Kode Angka Urut Didahului dengan Huruf
(numerical sequence preceded by an alphabetic reference)
5.
Perancangan formulir
dan pertimbangan – pertimbangan penyimpanan catatan
Untuk menyimpan catatan
dan memisahkan semua kegiatan transaksi kita bisa membuat suatu formulir.
Formulir yang kita buat harus jelas dan memuat seluruh isi kegita transaksi
manfaat formulir adalah :
1. untuk meminta
dilakukannya suatu tindakan.
2. untuk mencatat
tindakan yang telah dilaksanakan.
BAB IV
PEMROSESAN TRANSAKSI DAN STRUKTUR
PENGENDALIAN INTERN
1.
Kebutuhan
akan pengendalian
Sistem Pengendalian
Intern adalah suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua
metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan
dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa
ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.
Dari definisi di atas
dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian intern :
1. Menjaga kekayaan organisasi.
2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
3. Mendorong efisiensi.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Pengendalian dibutuhkan
untuk mengurangi eksposur terhadap resiko. Eksposur tidak semata-mata terjadi
akibat kurangnya pengendalian. Pengendalian berguna mengurangi eksposur, tetapi
pengendalian tidak dapat memengaruhi penyebab terjadinya eksposur. Beberapa
bentuk eksposur umum : Biaya yang Terlalu Tinggi Pendapatan yang Cacat Kerugian
Akibat Kehilangan Aktiva Akuntansi yang Tidak Akurat Interupsi Bisnis Sanksi
Hukum Ketidakmampuan untuk Bersaing Kecurangan dan Pencurian
2.
Elemen – elemen struktur
pengendalian intern
Pengendalian Intern
Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah
menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Contoh :
adanya pemisahan fungsi dan tanggung
jawab antar unit organisasi.
Pengendalian
Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijakkan manajemen.(dikerjakan setelah adanya pengendalian
akuntansi) Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada,
untuk kemudian diambil tindakan.
Elemen Pengendalian
Internal
a)
Lingkungan
Pengendalian
Lingkungan Pengendalian dari suatu organisasi
menekankan pada berbagai macam faktor yang secara bersamaan mempengaruhi
kebijakan dan prosedur pengendalian.
Filosofi
dan Gaya Operasional Manajemen
Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar yang
menjadi parameter bagi perusahaan dan karyawannya. (menggambarkan apa yang
seharusnya dikerjakan dan yang tidak
dikerjakan)
Gaya Operasional mencerminkan ide manajer tentang
bagaimana kegiatan operasi suatu perusahaan harus dikerjakan (Filosofi
perusahaan dikomunikasikan melalui gaya operasi manajemen)
Struktur
Organisasi
Salah satu elemen kunci dalam lingkungan
pengendalian adalah struktur organisasi. Struktur Organisasi menunjukkan pola
wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam suatu perusahaan. (Desentralisasi
maupun sentralisasi)
Dewan
Komisaris Dan Audit Komite
Dewan komisaris merupakan penghubung antara
pemegang saham dengan pihak manajemen perusahaan. Pemegang saham mempercayakan
pengendalian atas manajemen melalui dewan komisaris. (jadi semuanya tergantung
dari dewan komisaris)
Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris untuk
melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pengendalian operasional
perusahaan.
Metode
Pendelegasian Wewenang Dan Tanggung Jawab
Metode pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
mempunyai pengaruh yang penting dalam lingkungan pengendalian. Biasanya metode
ini tercermin dalam suatu bagan organisasi.
Metode
Pengendalian Manajemen
Lingkungan pengendalian juga dipengaruhi oleh
metode pengendalian manajemen. Metode ini meliputi pengawasan yang efektif
(melalui peranggaran), laporan pertanggung jawaban dan audit internal.
Kebijakkan
dan praktik kepegawaian
Kebijakan dan praktek yang berhubungan dengan
perekrutan, pelatihan, evaluasi, penggajian dan promosi pegawai, mempunyai
pengaruh yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan sebagaimana juga
dilakukan dalam meminimumkan resiko.
Pengaruh
Ekstern
Organisasi harus mematuhi aturan-aturan yang
dikeluarkan oleh pemerintah maupun pihak yang mempunyai juridiksi atas
organisasi. Hal tersebut sangat berpengaruh pada pengendalian intern
perusahaan.
b)
Sistem
Akuntansi
Sistem akuntansi tidak hanya digunakan untuk
menghasilkan laporan keuangan saja, tetapi juga menghasilkan pengendalian
manajemen.
c)
Prosedur
Pengendalian
Prosedur pengendalian merupakan kebijakan dan
aturan mengenai kelakuan karyawan yang dibuat untuk menjamin bahwa tujuan
pengendalian manajemen dapat tercapai.
Secara umum prosedur pengendalian yang baik
terdiri dari :
1. Penggunaan
wewenang secara tepat untuk melakukan suatu kegiatan atau transaksi.
2. Pembagian
tugas.
3. Pembuatan
dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai.
4. Keamanan
yang memadai terhadap aset dan catatan.
5. Pengecekan
independen terhadap kinerja.
Penggunaan
Wewenang Secara Tepat
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi
atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya
transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang
mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap
transaksi. Dengan adanya pembagian wewenang ini akan mempermudah jika akan
dilakukan audit trail, karena otorisasi membatasi aktivitas transaksi hanya
pada orang-orang yang terpilih. Otorisasi mencegah terjadinya penyelewengan
transaksi kepada orang lain.
Pembagian
Tugas
Pembagian tugas memisahkan fungsi operasi dan
penyimpanan dari fungsi akuntansi (pencatatan). Dan suatu fungsi tidak boleh
melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
Dengan pemisahakn fungsi operasi dan penyimpanan
dari fungsi pencatatan, catatan akuntansi yang disiapkan dapat mencerminkan
transaksi yang sesungguhnya terjadi pada fungsi operasi dan fungsi penyimpanan.
Jika semua fungsi disatukan, akan membuka kemungkinan terjadinya pencatatan
transaksi yang sebenarnya tidak terjadi, sehingga informasi akuntansi yang
dihasilkan tidak dapat dipercaya kebenarannya, dan sebagai akibatnya kekayaan
organisasi tidak terjamin keamanannya.
Dokumen
dan Catatan yang Memadai.
Prosedur harus mencakup perancangan dan penggunaan
dokumen dan catatan yang memadai untuk membantu meyakinkan adanya pencatatan
transaksi dan kejadian secara memadai. Selanjutnya dokumen dan catatan yang
memadai akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai
kekayaan, utang, pendapatan dan biaya suatu organisasi.(biasanya dilakukan
berdampingan dengan penggunaan wewenang secara tepat)
Keamanan
yang memadai Terhadap aset dan catatan.
Keamanan yang memadai meliputi pembatasan akses ke
tempat penyimpanan aset dan catatan perusahaan untuk menghindari terjadinya
pencurian aset dan data/informasi perusahaan.
Pengecekan
independen terhadap kinerja
Semua catatan mengenai aktiva yang ada harus
dibandingkan (dicek) secara periodik dengan aktiva yang ada secara fisik.
Pengecekkan inni harus dilakukan oleh suatu unit organisasi yang independen
(selain unit fungsi penyimpanan, unit fungsi operasi dan unit fungsi
pencatatan) untuk menjaga objektivitas pemeriksaan.
3.
Alat pengendalian pemrosesan transaksi
Alat pengendalian
pemrosesan transaksi merupakan prosedur-prosedur yang di rancang untuk
meyakinkan bahwa elemen-elemen struktur pengendalian intern di implementasikan
dalam sistem aplikasi khusus yang terdapat di dalam setiap siklus transaksi
organisasi. Alat pengendalian pemrosesan transaksi terdiri dari pengendalian
umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum mempengaruhi seluruh
pmrosesan transaksi. Pengendalian aplikasi berpengaruh khusus terhadap
aplikasi-aplikasi individual.
a) Pengendalian
Umum
Pengendalian umum
memperhatikan keseluruhan lingkungan pemrosesan transaksi. Pengendalian umum
mencangkup hal-hal berikut ini :
- Rencana pengorganisasian pemrosesan
transaksi
- Prosedur-prosedur oprasi umum
- Masalah pengendalian peralatan
- Pengendalian peralatan dan akses data
Sebagai contoh, di ambil
dari hal-hal tersebut di atas :
Rencana pengorganisasian pemrosesan transaksi
Rencana pengorganisasian
dalam penanganna dan pemerosesannya di lakukan secara terpisah. Contoh : Fungi
pustaka komputer menyelenggarakan penyimpanan program kompoter dan dokumentasi,
tetapi tidak memiliki akses ke atau otoritas untuk mengoperasikan peralatan
pengolahan komputer.
Pengolahan data komputer
harus tidak memiliki penanganan fisik maupun otoritas atas setiap aktiva selain
hanya mengolah data aktiva. Contoh : Departemen-departemen yang bertanggung
jawab atas penanganan fisik persediaan harus tidak melapor kepada wakil
direktur bidang pengolahan data komputer.
Prosedur-prosedur oprasi umum
Titik awal dan akhir
untuk setiap fungsi pekerjaan harus di indikasikan secara jelas, seperti juga
hubungan fungsi-fungsi pekerjaan satu sama lain.Contoh : Operator komputer
memiliki akses terbatas kepada program-program dan file-file data.
b) Pengendalian
Aplikasi
Pengendalian aplikasi di
khususkan untuk aplikasi individual. Pengendalian-pengendalian aplikasi di
kategorikan menjadi pengendalian masukan, pemrosesan, dan keluaran. Kategori-kategori
ini berkaitan dengan langkah-langkah dasar dalam silus pengolahan data.
c) Pengendalian
Preventif, Detektif, Dan Korektif
Pengendalian Preventif di
lakukan untuk mencegah kekeliruan dan penipuan sebelum keduanya terjadi,
terutama pada masukkan dan pemrosesan pada pemrosesan transaksi. Pengandalian
Detektif di lakukan untuk mengatasi kekeliruan dan penipuan setelah keduanya
terjadi. Pengendalian Korektif digunakan untuk mengoreksi kekeliruan
4.
Etika dan struktur
pengendalian
Banyak pihak berpendapat
bahwa setiap perusahaan memiliki budaya sendiri dan budaya inilah yang
mendukung ataupun menghalangi perilaku etis di organisasi. Sebaik apa pun kode
etik yang dimiliki perusahan, akan menjadi tidak berarti jika ada masalah
budaya yang signifikan dalam budaya organisasi. Menciptakan budaya organisasi
yang dapat mendukung perilaku yang etis memang sulit dan memang tidak dapat
dicapai tanpa pendidikan, pelatihan, dan komitmen. Komitmen dapat dicapai
dengan menempatkan etika sebagai satu posisi legal dalam struktur organisasi
perusahaan. Untuk memastikan setiap program etika berjalan dengan baik.,
perusahaan harus memiliki audit budaya untuk memeriksa budaya dan perilaku etis
dalam organisasi
a) Etika
dan Budaya Perusahaan
Banyak perusahaan yang
telah mengadopsi peraturan kode etika yang merupakan pedoman dalam menjalankan
bisnis sesuai etika. Begitupun, banyak organisasi profesonal, seperti AICPA,
yang mengadopsi peraturan ini peraturan kode etik ini umumnya di tulis dalam
bahasa hukum yang berfokus pada hal-hal yang mungkin di langgar.
Banyak yang menentang
dengan mengatakan bahwa setiap perusahaan memiliki budayanya sendiri, yang di
sebut budaya perushaan, yang mungkin meningkatkan atau mengabaikan etika.
Budaya perusahaan tergantung pada tingkah laku, dan praktik kerja para
karyawan. Untuk setiap program etika kerja, perusahaan harus memiliki audit
budaya atas perlaku budaya dan etika perusahaannya.
b) Mengkomunikasikan
Tujuan-tujuan Pengendalian Intern
Manusia merupakan elemen
penting dari setiap struktur prngrndalian intern. Fungsi prinspal dari
pengendalian intern adalah mempengaruhi tingkah laku manusia dalam suatu sistem
bisnis. Jadi, perilaku dan aktifitas-aktifitas perlu di kelola dan di
kendalikan sehingga tujuan organisasi dapat di capai. Tujuan pengendalian
intern harus di pandang secara relevan dengan individu yang menjalankan sistem
pengendalian tersebut. Sistem harus di rancang sedemikian rupa sehingga pegawai
yakin bahwa pengendalian bertujuan melindungi kesulitan-kesulitan atau
krisis-krisis dalam oprasi organisasi yang sebaliknya dapat mempengaruhi mereka
secara pribadi
Sumber - sumber :
Sumber - sumber :
rooswhan.staff.gunadarma.ac.id/Sistem informasi
Akuntansi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar